Ini Solusi Mendag Atasi Anjloknya Harga Ayam

, , No Comments




Jakarta - Ribuan peternak hari ini menggelar aksi demo di depan Istana Merdeka, Jakarta. Para peternak yang berasal dari berbagai daerah ini mengeluhkan harga ayam pedaging dan telur jatuh.

Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, sempat bertemu perwakilan pendemo. Menurut Enggar, salah satu yang dituntut peternak yakni agar pemerintah membatasi integrator masuk di bisnis budidaya ayam, serta menjualnya langsung di pasar tradisional.

Seperti diketahui, sebelum keluarnya UU Nomor 18 Tahun 2009, perusahaan integrartor dilarang untuk terlibat usaha budidaya ayam dan telur secara langsung atau sendiri. Selain itu, integrator juga dilarang memasarkan produk daging ayamnya ke pasar becek.

Perusahaan integrator adalah perusahaan peternakan unggas besar yang terintegrasi, mulai dari produksi pakan, DOC (Day Old Chick), vaksin, sapronak, budidaya ayam, budidaya telur, sampai produk olahan. 

"Mereka dihadapkan persaingan dengan integrator. Integrator itu yang jual pakan, bibit sampai ke daging. Hentikan itu permintaan mereka. Saya bilang enggak mungkin. Bayangkan investasi besar terus kemudian enggak boleh. Itu kan sudah dapat izin dari lama. Mana kepastian usaha kalau begitu," ujar Enggar ditemui di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Untuk mendapatkan harga jual yang lebih baik, menurut Enggar, bukan diselesaikan dengan cara membuat biaya Harga Pokok Produksi (HPP) peternak bisa turun, tapi salah satunya lewat penurunan DOC dan pakan ternak.

"Mereka minta harga dinaikkan, enggak bisa. Kalau dinaikkan konsumen rugi. Lalu, bagaimana? Komponen harga tetap, biaya produksi yang harus turun yaitu dari pakan ternak dan bibit. Jadi dua alternatif, ini kami undang GPMT (Gabungan Perusahaan Makanan Ternak) tolong turunkan harganya," jelas Enggar.

Sementara itu untuk masalah jagung yang mahal dan langka pada peternak petelur rakyat di Jawa Timur, sambungnya, Kemendag masih mencari solusi terbaik agar peternak maupun petani jagung sama-sama tidak dirugikan.

"Lalu, soal harga jagung yang tinggi. Saya bilang harga tinggi kita juga senang karena petani dapat harga lebih baik, tapi peternak enggak. Kita buat keseimbangan. Prioritaskan ke petani dan peternak," pungkas Enggar.

0 komentar:

Posting Komentar